Sabtu, 07 Oktober 2017

Aceh-Sabang Part 1 : Hellow Sabang

Kenapa harus menunggu 11 bulan untuk sampai ke Aceh?? Kami memesan tiket di bulan Oktober 2016 saat Garuda Online Travel Fair dan baru jalan di Agustus 2017 kami sadar ke Sabang ini akan ekstra biaya dari segi moda transportasi dan segala hal lainnya maka dari itu kami perlu menabung. Kebetulan juga tahun 2017 murid private saya mau UN otomatis saya harus standbye sampai dia kelar UN. Kedua saya ingin memberikan reward kepada diri sendiri dan berbahagia di Hari Ulang Tahun Republik Indonesia tercinta yang ke 72, dengan mengucapkan dari Ujung Barat Indonesia yaitu Sabang.


Ada serangkain drama sebelum kami berangkat ke Aceh saya sempat terkena infeksi pencernaan sehingga membuat adik saya mulai panik.  Harusnya pepatah ini dihilangkan biar ga sakit hihi  "Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian".


Pertama dari jadwal pukul 07.00 penerbangan kami dua bulan sebelum jalan kami dikonfirmasi kalau penerbangan dimundurkan menjadi pukul 12.00 siang alhasil merubah itinerary kami yang sebelumnya menjadwalkan 3 hari 2 malam Aceh-Sabang serta 3 Hari 2 Malam Danau Toba kandas sudah. Akhirnya dengan berat hati kami batalkan penerbangan Sabang-Medan dan Medan Jakarta,pupus sudah singgah di Danau Toba saat itu akhirnya keputusan kami akan di Sabang dan Aceh full tanpa harus terikat itinerary mau kemana-mananya.

Kedua,3 hari menjelang keberangkatan sehabis Shubuh Kepala Sekolah saya menelpon mengabarkan anaknya di Gontor sakit dan harus berangkat ke Ngawi Padahal hari Rabu di sekolah kami ada kegiatan HUT RI artinya saya harus memastikan sampai acara lomba anak-anak selesai karena beliau tidak ada.


Ada korelasinya dua kejadian diatas?tentu ada, andai saja penerbangan saya tetap berjalan pagi pukul 07.00 tanggung jawab saya tidak terselesaikan, dengan berangkat pukul 12.00 berarti kewajiban saya terselesaikan. Kebetulan Jumatnya libur jadi saya tidak melepaskan tanggungjawab di Sekolah. 

Kadang ada yang suka nanya kok bisa sih izin-izin kan Guru. Saya selalu mengambil menjelang longweekend dalam big trip saya. Buat saya izin satu hari itu sah-sah saja karena saya hampir jarang izin kalau bukan karena sakit atau karena big trip dalam setahun. Yang orang lihat saya jalan-jalan terus padahal mereka gak pernah lihat waktu saya masih duduk manis jam 10 malam di sekolah fotocopy di UIN jam 11 malam atau bangun jam 5 lalu jam 6 sudah meluncur ke Sekolah karena dokumen mendadak. Sebelum big trip atau trip sehari yang harus ke luar kota saya sudah ninggalin flashdisk,materai,dokumennya baik via email atau yang lainnya  jadi kalau ada apa-apa masih bisa kehandle dimanapun saya berada. Masih tanggung jawab kan saya.

Awalnya kami ingin naik Damri ke Bandara tetapi saat saya cek GO POINTS yang bisa saya tukarkan dengan voucher senilai Rp. 50.000 akhirnya saya memilih naik Go Car jadi lebih irit dan cepat pastinya.

Ini kali pertama hadir di Terminal 3 Ultimate di pintu keberangkatan. Karena sebelumnya selalu di Pintu kedatangan. Sedikit takjub juga sih dengan terminal baru ini. Hal yang pertama kamu lakukan kalau mau Check In tentunya masuk ke pintu keberangkatan seperti biasa barang-barang kita melewati X-Ray setelah itu ke counter sesuai dengan nomor penerbangan yang tercantum di layar waktu itu sih kami bisa check in di counter C,D,E jangan lupa menunjukkan kode booking dan Garuda Miles mu ya  kepada petugas. Kalau kamu tidak bawa bagasi bisa cetak langsung boarding pass di mesin-mesin yang tersedia tapi karena kami membawa dua tas lumayan besar jadilah kami tetap check in di counter untuk mendapatkan boarding pass dan menyerahkan bagasi. Karena sebelumnya kami sudah check in via web jadi kami sudah dapat posisi tempat duduknya. Check in via web atau mobile phone bisa kita lakukan 24jam sebelum keberangkatan klik disini.


Counter Check In

Selepas check in kami menuju Gate 14 lumayan agak jauh tapi tenang aja buat yang sepuh atau kurang sehat disiapkan kendaraan seperti kendaraan di Lapangan Golf. Selain itu banyak petugas yang berseliweran dengan rollerblade wara wiri membantu  jika kita kebingungan, jadi gak perlu khawatir ya. Saran saya datanglah di bandara minimal 1 jam sebelum keberangkatan biar tidak terlalu terburu-buru setiap sudut Terminal 3 ini sepertinya Instagramable banget jadi sayang kan kalau gak sempat foto-foto dulu.

Buggy Car buat kalian yang sudah merasa lelah

Sudut Bermain Anak
Ruang Tunggu 



2Jam 30 Menit perjalanan Jakarta-Aceh sambil mendengarkan lagu-lagu Babang Sammy sampai terkantuk-kantuk menunggu hot meals yang tak datang, beberapa kali meals akan dibagikan namun terjadi guncangan, saya ditawari ikan atau ayam kali ini saya pilih ayam. Dan request saya pas dilidah mengisi perut yang sudah keroncongan. Ayam rendang bersanding sayur toge dilengkapi puding stroberi dan jus jeruk menggugah selera makan saya .


Hot Meals

Waktu menunjukkan pukul 14.50 saat kami landing di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh. Si Anto bebenah celana (awalnya dia pake celana pendek) sebenaranya dari sebelum masuk pesawat saya sudah bilang pakailah celana panjangmu tapi dia masih ngeyel pakai celana pendek alhasil saat hendak turun ia sambungkan celananya maklum barengan kita macam pejabat-pejabat daerah sepertinya. Rasa sungkan akan muncul ketika kita berada di kawasan yang beda adat istiadat. Tidak perlu waktu lama kami mengambil bagasi dan kami bergegas keluar dari Bandara.

Detik-detik menjelang tiba di Bumi Serambi Mekkah (Nomor Kursi 38A-sisi kiri)

Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh 
Saat melihat jam masih pukul 15.00 saya coba bertanya pada taksi-taksi yang didepan mereka memiliki tarif resmi saya bertanya kepada penjaganya kalau saya mau ke pelabuhan Ulee Lheue berapa tarifnya dan disitu tercantum 140.000 lalu saya bilang kalau saya ternyata gak dapat tiket feri cepat berarti saya mau ke Banda Aceh saja setelah tawar menawar dan merekapun setuju dengan harga Rp. 120.000. 

Pukul 15.45 kami sampai di gerbang pelabuhan si sopir taksi mengajak kami jalan lebih cepat sehingga sampai di loket kami masih mendapatkan tiket Express Bahari. Masih ada transportasi lain seperti DAMRI dan Bentor untuk menuju kota ataupun pelabuhan tetapi kalian harus jalan kedepan bandara terlebih dahulu.


Belinya harus pakai KTP

Dengan harga tiket Rp.80.000, 45 menit kemudian sampailah kami di Sabang. Selain feri kapal cepat ada juga kapal lambat pukul 14.00 harganya kisaran Rp. 30.000 lebih murah dengan lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Saya bersyukur bertemu dengan pengemudi taksi Banda Aceh ini ia sangat baik dan membantu.


Kosong ya

Sesampainya di Sabang kami diikuti terus oleh para abang bentor ditawarkan kereta dan Honda nah loh...tapi saya memilih untuk duduk sejenak buang air terlebih dahulu dan Sholat pastinya. Setelah itu kami nego naik bentor seharga Rp.30.000 dari pelabuhan menuju Kota Sabang. Bentor ini memang kendaraan khas di kota Sabang.

Mencari penginapan di Sabang masih mudah kok kalau on the spot, karena 
Traveloka, Tiket.com belum banyak pilihan. Saya memilih Hotel Citra itupun setelah searching di Trip Advisor saat di tengah laut menuju Kota Sabang dan seperti yang direferensikan orang hotelnya bersih dan nyaman hanya saja airnya agak kecil. Letaknya di Jl.Teuku Umar. Sepanjang jalan ini banyak penginapan dengan rate rata-rata100-300ribuan. Kamar yang kami tempati seharga Rp.200.000 semalam dari harga publishnya Rp.250.000 yang pasti disini kalau malam banyak jajanan jadi asyik banget. 

Hotel Citra Sabang 

Waktu check in ktp kami berdua diminta, karena peraturan di kota ini memang ketat dilarang sekamar jika bukan muhrimmya. Say sudah menyiapkan fotocopy kartu keluarga. Sampai di kamar saya hanya leyeh-leyeh sambil menunggu maghrib. Hotel yang kami tempati cukup nyaman dan lebar dilengkapi kasur twinbed,TV,handuk,kamar mandi dalam dan AC. Hotel ini tidak menyediakan sarapan dikarenakan menurut sang pengelola letak hotel ini banyak bertebaran tempat kuliner. Dan Hotel ini juga menyediakan sewa motor seharga Rp.100.000/hari karena kami menyewa 3 hari jadi cukup membayar Rp.240.000 lumayan kan.


Kamis 17 Agustus 2017

Ada beberapa hari pantangan aktifitas melaut yang baru saya ketahui ketika tiba di Sabang. Hari besar seperti HUT RI, Idul Adha dan saat Tanggal terjadinya Tsunami tidak diperkenankan melakukan aktifitas melaut, sedangkan setiap hari Jum'at kegiatan melaut dapat dilakukan setelah pukul 14.00.


Vitamin Sea

Pukul 08.00 kami sudah leyeh-leyeh manja di parkiran pantai Sumur Tiga. Perjalanan dari Kota Sabang ke Pantai ini hanya 10 menit berkendara motor. Melewati jalanan nan sepi tentu saja membuat saya ingin mengendarai motor namun si Anto gak ngijinin mungkin takut saya panik kalau pas ketemu sapi atau kambing yg lagi jalan santai karena memang kambing dan sapi berkeliaran di jalan raya. 

Saat sampai di Pantai Sumur Tiga kami harus turun ke bawah terlebih dahulu. Hanya ada kami berdua di pantai itu Gradasi hijau tosca berpadu dengan awan nan gelap iniah vitamin sea yang sesungguhnya. Kali ini saya sengaja tidak turun bermain air karena mengingat stock baju yang tidak banyak. Sekalipun ini pantai tidak lantas bebas berbikini hihi... kalian berada di kawasan dimana hukum Syariah ditegakkan jadi jangan berlaku aneh-aneh jika berkunjung kesini. Tak percaya yuk liat foto di bawah ini.


No Need Caption
Setelah itu melanjutkan ke Benteng Jepang kali ini kami mengandalkan GPS menurut google maps sih deket tapi nyatanya saya sampe nyasar ke jalan hutan-hutan. Endingnya GPS (gunakan penduduk setempat) ternyata lebih akurat.  Nah Benteng Jepang ini masih ada peninggalan meriamnya loh menurut informasi yang saya baca dahulu kala tentara jepang membangun benteng dan juga bunker-bunker di sekeliling garis pantai dan perbukitan sabang untuk memperkuat pertahanan mereka.bunker-bunker tersebut berfungsi sebagai pos-pos pengintaian untuk mengasipasi serangan musuh-musuh dari arah laut lepas. Sempat berkenalan dengan seorang temen yang kehilangan batere,charger dan spare part kamera Go Pro-nya di sekitar Benteng Jepang memang hanya ada 3 kelompok yang berada disana tetapi kami tak sempat melihat benda-benda yang dimaksud oleh Hafith. 

Sisa Meriam 


Bahwa Bumi Itu Bulat

Lanjut cerita menuju Iboih dua minggu lagi ya......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar